CLICK HERE FOR FREE BLOGGER TEMPLATES, LINK BUTTONS AND MORE! »

Minggu, 17 November 2013

Benci Orangnya atau Penyakitnya?

           Apakah Anda tahu peristiwa yangdiperingati setiap tanggal 1 Desember? 1 Desember merupakan hari AIDS sedunia.Hari yang dikhususkan untuk meningkatkan kewaspadaan terhadapat penyakit AIDS. Alasannyalebih mengarah kepada faktor penyebab dan belum berhasilnya para ilmuwanmenemukan obatnya. Itulah hal yang membuat sebagian besar masyarakat maksimaluntuk menghindarkan dari virus penyebabnya serta mencegah penyebarannya.
            Berjabat tangan atau bersenggolan,berpelukan,berdandsa,berenangdan makan bersama dengan pengidap HIV apakah bisa menularkan virus HIV? Atau bagaimanamelalui udara,berciuman yang tidak menimbulkan luka,gigitan nyamuk atauserangga dan penggunaan bersama alat rumah tangga seperti alat makan dan kamar mandijuga bisa menularkan virus HIV? Tidak! Beberapa mitos penularan HIV yang beredar di masyarakat cukup membuat miris,sebab HIV itu tidak semudah yang dibayangkan orang untuk bisa menular.
            Mari kenali dahulu virusnya. HIV atau HumanImmunodeficiency Virus adalah virus yang menyerang sel darah putih di dalam tubuh (limfosit) yang mengakibatkan turunnya kekebalan tubuh manusia. Orangyang dalam darahnya terdapat virus HIV dapat tampak sehat dan belum membutuhkanpengobatan  karena gejala terinfeksi baru muncul setelah beberapa tahun tertular. AIDS atau AcquiredImmune Deficiency Syndrome adalah sekumpulan gejala penyakit yang timbul karena turunnya kekebalan tubuh. AIDS disebabkan oleh infeksi HIV. Akibat menurunnya kekebalan tubuh pada seseorang sangat mudah terkena penyakit seperti TBC, kandidiasis, berbagai radang pada kulit, paru, saluran pencernaan, otak dan kanker.
            Selanjutnya,mari kenali Bagaimana HIV bisa ditularkankepada orang lain:
1.     Melaluihubungan seks tanpa menggunakan kondom sehingga memungkinkan cairan mani atau cairan vagina yang mengandung virus HIV masuk ke dalam tubuh pasangannya
2.     Dari seorang ibu hamil yang HIV positif kepada bayinya selama masa kehamilan, waktu persalinan dan/atau waktu menyusui.
3.     Melalui transfusi darah/produk darah yang sudah tercemar HIV. Lewat pemakaian ala tsuntik yang sudah tercemar HIV, yang dipakai bergantian tanpa disterilkan,terutama terjadi pada pemakaian bersama alat suntik di kalangan pengguna narkoba suntik (penasun).
4.     Terjadinya luka akibat pemakaian benda yang bersamaan. Benda tersebut seperti silet, pisau cukur juga bisa menularkan HIV. Biasakan mempunyai sikat gigi dan pisau cukur sendiri, karena selain untuk kebersihan pribadi, jika terdapat darah akanada risiko penularan dengan virus lain yang diangkut aliran darah (seperti hepatitis), bukan hanya HIV.
            Ada beberapa hal yang bisa dilakukan dalam mencegah penyakit HIV AIDS ini dengan cara:
  1. Setia terhadap pasangan kita (pasangan suami istri). Jangan sampai kita melakukan seks bebas. Karena dengan Anda memiliki satu pasangan seksual, Anda secara dramatis dapat meminimalkan kemungkinan tertular HIV atau mendapatkan AIDS.
  2. Bagi para tenaga kesehatan yang berhubungan erat dengan pasien, maka kewaspadaan ekstra harus tetap dilakukan. Karena penularan penyakit HIV AIDS adalah melalui perantara produk darah dan cairan tubuh.
  3. Hindari Kontak dengan Darah yang terinfeksi HIV. Transfusi atau kontak dengan luka dapat menyebabkan virus menyebar dari satu orang ke orang lain. Jika Anda harus berurusan dengan luka dari pengidap HIV/ AIDS, pastikan untuk memakai pakaian pelindung seperti sarung tangan karet.
  4. Hati-hati dengan Jarum suntik dan peralatan Bedah Obat infus, jarum suntik dan peralatan tato dapat menjadi sumber infeksi HIV.
  5. Gunakan Kondom cara lain untuk penularan HIV. Hal ini sangat penting untuk menggunakan kondom saat berhubungan seks,tidak hanya akan mengurangi kemungkinan terinfeksi HIV,tetapi juga dapat melindungi diri dari infeksi menular seksual lainnya.
            Mari telusuri persoalan yang dihadapi anak-anak yang hidup dengan HIV,ataupun yangmemiliki orangtua HIV positif. Sungguh memprihatinkan,disaat jutaan anak Indonesia bisa bersuka cita merasakan indahnya sekolah, dan mendapatkan layanankesehatan yang berkualitas, tidak nyatanya dengan anak yang hidup dengan HIVyang seringkali terbengkalai.
            Beberapa kasus ditemukan adanya penolakan pihak sekolah pada anak yang hidup dengan HIV. Belum lagi persoalan pengobatan anak dengan HIV masih sangat jauh darikata berkualitas dan nyaman bagi anak-anak. Pelayanan kesehatan, kemudian akse spendidikan cenderung dipisahkan dari anak lainnya,entah dengan alasan apa.Jelas hal ini sangat meresahkan. Karena jumlah dana yang dianggarkan olehpemerintah kepada anak-anak sangatlah kecil. Jangankan untuk memberikan tindakan preventif,untuk bersekolah saja sejak awal mereka mendapatkan diskriminasi.
            Bagaimana pemerintah memandang hal ini sebagai hal penting? Dengan memberikan lebih banyak anggaran serta melibatkan kementrian terkait demi menyelamatkan anak-anak yang hidup dengan HIV ataupun terdampak bisa tetap hidup dan tumbuh seperti anak-anak lainnya. Bagaimana dengan kisah anak anak dengan HIV yang kemudian berada diasuhan paman/bibi, kakek/nenek serta keluarga lainnya, karena orangtua merekasudah tiada. Bagaimana kemudian pemerintah  dan LSM terkait mulai mengidentifikasi kebutuhananak yang hidup dengan HIV. Mulai mensosialisasikan pola perawatan dan pengobat ananak yang hidup dengan HIV agar tidak lagi terlantar dan terpelihara. Serta orang tua dan sanakkerabat yang kemudian menjadi orangtua asuh, dengan sadar dapat menerima kondisi si anak, dan dapat membantu sang anak dalam pembentukan karakter diri,mengembalikan kepercayaan diri dan menjaga kesehatannya.
Jauhi virusnya BUKAN orangnya.

0 komentar:

Posting Komentar